Tajam News

Miris ,Fasilitas Pelabuhan Sluke Banyak Yang Rusak

REMBANG,Mediatama.com  -Kondisi sarana pengaman serta lampu penerangan di Pelabuhan Rembang terminal Sluke rusak .

Kerusakan itu terjadi karena minimnya perawatan dari instansi terkait .Atas kondisi itu beberapa pengguna pelabuhan dan agen berharap kepada pemerintah untuk segera mungkin melakukan perbaikan.

Pantauan dilokasi beberapa lampu penerangan yang ada di sepanjang Jeti pelabuhan itu dalam kondisi padam. Selain lampu penerangan. fender atau karet yang terpasang di dolpin untuk menahan benturan lambung kapal tongkang saat bersandar di pelabuhan itu juga kondisinya sudah rusak dan tidak layak

Terkait adanya fasilitas yang rusak
salah satu pengurus agen pelayaran yang enggan disebut namanya berharap kepada instansi terkait untuk segera melakukan perawatan secara maksimal terhadap fasilitas pelabuhan yang kondisinya rusak
Salah satunya yakni lampu penerangan.

Hal itu dikeluhkan lantaran di saat ada kapal sandar baik akan bongkar maupun muat di pelabuhan beberapa agen lainnya justru menggunakan genset lantaran lampu penerangan yang ada di area jeti pelabuhan padam.

“Keluhan ini tentunya ada, salah satunya di saat muat ataupun saat bongkar terkadang ada yang membawa genset sendiri,”ungkapnya kepada media, Rabu (7/8) siang.

Kemudian, ia juga meminta kepada pihak terkait supaya bisa memperketat area pelabuhan dari orang-orang yang memang tak berkepentingan. Mengingat pelabuhan di saat bongkar muat harus disterilkan dari hal yang tak diinginkan.

“Pemancing juga rawan, sebab pelabuhan atau dermaga bongkar muatan itu harus steril. Terlebih lagi di saat ada kapal (bongkar muatan) di situ harus steril,”paparnya.

Dari keluhan itu, pihaknya mengaku belum pernah melalui surat atau tulisan. Hanya saja, keluhan itu diutarakan melalui obrolan-obrolan saat di lapangan.

Sementara itu Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) kelas III Rembang Dimyati saat dikonfirmasi tak menampik adanya kondisi kerusakan tersebut .Namun ia mengakui jika saat ini anggaran untuk perawatan fasilitas pelabuhan terlalu minim di setiap tahunnya sehingga perbaikan belum bisa dilakukan

“Kaitannya dengan perencanaan perawatan kami terkait dengan perawatan dermaga, dolphin, penerangan dermaga juga,”katanya.

Sementara itu, dalam perawatannya ia juga membeberkan bahwa hal itu juga terkait dengan penerimaan negara bukan pajak (PNBP).

“Kita kembalikan lagi nilai PNBP yang ada di wilayah. Apalagi sekarang tidak ful diberikan UPP setempat namun tersentra di pusat,”paparnya.

Tak hanya itu, dalam perawatan dermaga pihaknya mengakui jika saat ini ada pengurangan anggaran di setiap tahunnya.

“Sekarang ada pemangkasan anggaran di pusat. Ya sekitaran per tahunnya ada Rp. 5 sampai 10 juta untuk perawatannya,”rincinya.

Di suatu sisi, ia juga mengakui bahwa perjuangan untuk pengajuan anggaran yang maksimal terkait perawatan pelabuhan masih terhadang beberapa kasus. Seperti halnya belum selesainya sengketa tanah pelabuhan tersebut.

“Perjuangkan itu, kadang kita terhempas dengan permasalhaan perdata (lahan). Kita juga selalu ingin pengembangan pelabuhan di Rembang dapat perspektif demi peningkatan PAD-nya, saya berjuang keras itu,”urainya.

Ia menilai jika ada fasilitas pelabuhan yang tersapat kerusakan, tentunya harus diatasi dengan cepat. Meskipun harus menggunakan cara manual. Misalkan saja mengganti fasilitas itu dengan bahan yang sama.

“Ya, harus segera diperbaiki, apalagi sekarang kemampuan kami bisa ancang-ancang (persiapan) kai jangan sampai tertunda pelayanan kapal. Sebab satu bulan terdapat 15 kapal yang bongkar muat,”rincinya.

Tak sampai di situ juga, ia juga akan memakai ban  bekas untuk dijadikan Rubber Fender (karet) sejenis karet) untuk meredam benturan kapal pada dolphin.

“Sudah kami usulkan terkait perwatan dan perbaikan kerusakan di sana. Itupun pun sifatnya anggaran per tahun, kalo pun hal-hal yang emergency ya bisa menggunakan ban bekas saja. Itupun bukan yang legal, dan itu juga inisiatif. Sehingga kita jadi penyelenggara jangan sampai pelayanan tertunda,”pungkasnya.

Selain fasilitas, pihak UPP juga melarang keras terhadap orang yang tak berkepentingan untuk masuk pelabuhan. Hal itu diungkapkan guna menghindari kejadian yang tak diinginkan.

“Dengan keterbatasan petugas KPLP (Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai) sejumlah 5 orang di sana, memang belum sepenuhnya memenuhi keamanan di sana. Kita yakin mereka (orang) itu  masuk melalui jalur tak resmi (jalur tikus) untuk masuk ke pelabuhan,”pungkasnya. (san)