Semarang, mediatajam.com – Informasi tewasnya Salim Mubaroq Atamimi alias Abu Jandal telah sampai di telinga Kepolisian. Berdasarkan salinan dokumen pro justicia yang kami dapat, Abu Jandal berangkat ke Suriah pada Juli 2014 lalu bersama 11 orang lainnya, termasuk dua orang istri dan anak-anaknya.
Dia berangkat atas bantuan Helmi Alamudi alias Abu Royyan. Helmi membeli tiket pesawat menggunakan dana dari Abu Jandal sendiri. Helmi mendapatkan uang Rp15 juta dari Abu Jandal di sebuah pesantren di Malang, Jawa Timur. Helmi juga disebut-sebut yang membantu menampung uang dari orang-orang lain yang hendak berangkat ke Suriah.
Kala itu, Abu Jandal yang memimpin rombongan memang berniat untuk bergabung dengan ISIS di Suriah. Mereka dijemput oleh warga setempat yang akan membawanya ke sebuah desa kecil di perbatasan.
Di Suriah, mereka Dilatih bongkar pasang senjata jenis AK-47 oleh warga setempat yang berperan sebagai instruktur. Mereka didampingi seorang WNI yang bisa berbahasa Arab. Mereka juga diberi tugas menjaga gerbang perkemahan secara bergilir berbekal senjata.
Itu adalah keberangkatan Abu Jandal yang kedua kalinya. Dalam kesaksiannya di Pengadilan Jakarta Barat, 27 Januari lalu, Abu Royyan mengatakan, Abu Jandal juga pernah ke Suriah pada 2013.
Tak diketahui bagaimana Abu Jandal bisa menjadi tokoh penting ISIS. Sosoknya mulai dikenal masyarakat Indonesia setelah pada akhir 2014 ia menampilkan diri di sebuah video yang diunggah ke situs YouTube. Dalam video berdurasi empat menit itu, dia menantang TNI, Densus 88, dan Banser GP Ansor.
Kini Abu Jandal dikabarkan tewas di medan perang ISIS. Dan Polri masih terus berusaha memastikan kebenaran kabar tersebut. (LL)