Los Angeles,mediatajam.com – Jejaring sosial Twitter kabarnya bakal segera tutup seperti pendahulunya, Friendster hingga My Space. Situs microblogging itu kabarnya telah banyak ditinggal penggunanya. Dikabarkan The Verge, Selasa (13/10/2016), Twitter sedang berada di dalam zona tak nyaman setelah beberapa calon pembeli menyatakan mundur untuk mengakuisisinya. Saham perusahaan berlogo burung biru tersebut sempat melonjak naik 22%, namun setelah beberapa perusahaan menyatakan mundur dalam perburuan, saham Twitter jatuh ke titik terendah.
Ada banyak alasan, mengapa Twitter mengalami pertumbuhan yang stagnan. Salah satu alasan yang pas adalah Twitter tidak tumbuh cukup cepat, tidak menghasilkan banyak uang, dan para petinggi Twitter tidak tahu cara mengatur strategi perusahaan.
Diwartakan Mashable, Kamis (13/10/2016), Twitter dilaporkan menghentikan salah satu kantor pusat pengembangannya di India. Langkah yang diambil ini telah membuat 20 karyawannya kehilangan pekerjaan.
Pemangkasan ini dinilai perusahaan sebagai “peninjauan bisnis normal”. Meski kantor yang letaknya di Bengaluru itu ditutup, Twitter mengatakan bahwa perusahaan masih akan muncul di sana dengan fungsi lain.
Kantor di Bengaluru adalah satu dari kantor yang dibangun Twitter di India. Kantor di Bengaluru, India, merupakan pusat pengembangan kedua setelah di Amerika Serikat (AS).
Kendati begitu, hilangnya kantor ini dinilai memengaruhi tim ZipDial yang bergabung dengan Twitter ketika ZipDial diakuisisi tahun lalu. Juru bicara Twitter India enggan memberikan komentar namun mengatakan, pada Reuters bahwa perusahaan telah menggabungkan teknologi dan bakat ZipDial di semua bagian perusahaannya. Menurut analis, Kemunduran Twitter ini menyiratkan bahwa fenomena media sosial telah berakhir. Seperti diketahui, beberapa raksasa teknologi pernah meluncurkan media sosialnya sendiri lalu hilang ditelan zaman.
Google memiliki Google+ yang kini seperti mati suri, sedangkan Apple pernah menghadirkan Itunes Ping yang kini entah ke mana. Sementara, usaha Facebook di platform mobile messenger seakan melempem tak berdaya melawan aplikasi chatting seperti Whatsapp, Line, Path Talk, dan sebagainya.
Berakhirnya fenomena layanan media sosial, membuat para perusahaan teknologi segera beralih dan mengincar lahan basah dengan teknologi yang baru. Facebook, Google, dan Microsoft misalnya yang bersaing untuk pasar teknologi VR (virtual reality) yang diprediksi bakal booming di era digital sekarang.
Seperti dihimpun Wired, Kamis (13/10/2016), perusahaan-perusahaan tersebut konon katanya secara jor-joran akan berinvestasi miliaran dolar hanya untuk mengembangkan perangkat Artificial Intelligence atau disingkat AI yang didefinisikan sebagai kecerdasan buatan, robotika dan drone.**As