Tajam News

Belum Lulus Kuliah, Mahasiswi Ini Diprediksi Melenggang Jadi Wakil Rakyat

REMBANG,Mediatajam.com  – Siti Rizqiya Putri Dwi Ani (21) putri kedua dari pasangan suami istri (pasutri ) Muhamad Ali dan Siti Naula pemilik rumah makan “Robyong” warga Sendang Mulyo Kecamatan Sluke ini diprediksi menduduki kursi di gedung DPRD Rembang tahun 2019.

Pasalnya, perempuan yang akrab disapa Ani dan masih berstatus mahasiswi di Universitas Negeri Semarang (UNNES) semester delapan tersebut berhasil meraup sekitar 5.616 suara di daerah pemilihan (dapi) 3 meliputi Kecamatan Kragan dan Sluke ,
pada pemilu yang digelar pada 17 April 2019 lalu.

Gadis yang saat ini memasuki masa ujian skripsi jurusan Pendidikan IPA itu bisa diprediksi melenggang ke gedung DPR dengan menyingkirkan lawan politiknya.
Ia mengajukan diri sebagai calon legislatif (Caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dari daerah pemilihan Sluke dan Kragan

Saat ditemui media, Ani mengaku jika di tahun 2019 pihaknya baru kali pertama bisa ikut mencoblos di pemilu legislatif maupun presiden. Mengingat di tahun sebelumnya (2014) belum bisa menggunakan hak pilihnya lantaran masih berusia belasan tahun.

“Ini malah baru kali pertama nyoblos DPRD, Presiden. Lha ini malah dicoblos (nyalon),”kata Ani saat diwawancarai media di kediamannya Sendang Mulyo, Sluke.

Tak hanya itu, sebelum maju untuk menjadi calon legislatif tingkat Kabupaten Rembang, ia sempat meminta pertimbangan kepada dozen maupun rekan-rekannya. Hanya saja permintaan tanggapan atau masukan itu kurang ditanggapi secara greget. Dimungkinkan ia masih berstatus mahasiswa atau belum menyelesaikan pendidikannya.

“Sempat pernah meminta masukan atau pertimbangan ke dozen atau teman. Tapi kurang begitu direspon. Mungkin saja menurut rekan atau dozen saya belum lulus kuliah atau masih dianggap kurang pas usianya,”paparnya.

Namun, ia tak patah arang. Pihaknya masih tetap maju sebagai caleg dari PPP dengan dorongan dan dukungan penuh dari keluarganya.

Tak sampai di situ saja, ia juga sering membuka internet untuk sekadar mencari informasi tugas-tugas DPR jika nantinya terpilih menjadi wakil rakyat.

“Buka google, internet guna mencari informasi mengenai tugas tugas DPR, serta kewenangan-kewenangan dan lainnya. Sebab saya juga belum tahu politik,”ujar dia.

Dari serangkain itu, ada beberapa cerita menarik yang ia dapatkan saat berada di lingkaran politik. Ya cerita itu yakni ia dipanggil dengan sebutan “cah cilik” atau jika dibahasa Indonesiakan yang bermakna anak kecil atau si kecil oleh sesama rekan di partainya.

Bahkan menurutnya, ia sempat mendengar suara pedas dari lawan politiknya jika memilih si “kecil” (Ani) itu tak pantas.

“Ya ada yang bilang. Jangan milik cah cilik. Ngapain?. Dia (Ani) belum tahu apa-apa,”ujar dia menirukan suara suara pedas tersebut.

Dengan suara pedas itu, lalu dijadikanlah penyemangat bahwa ia akan bisa melalui pemilu dengan baik dan meraih hasil yang memuaskan.

“Al hamdulilah kendala terlampaui dengan rasa optimistis, keunggulan usia muda. Selain itu juga yang semula tidak dikenal yang penting nantinya berkerja untuk masyarakat, megenalkan diri di sosial, memanfaatkan kepercayaan masyarakat dengan baik dan sungguh-sungguh,”urainya.

Selain itu, ia juga berkeinginan untuk bisa merubah pandangan masyarakat jika partai yang berlambang ka’bah ini bisa mengusung calon yang lebih muda dan unggul.

“Tentunya dengan ini saya ingin merubah pandangan masyarakat. Yang dulunya partai ini sering dipandang bahwa calonnya itu kiai atau tokoh, namun saat ini bisa mencalonkan orang muda termasuk saya,”ungkapnya.

Sementara itu Muhammad Ali mengutarakan jika ia baru kali ini mendukung keluarganya untuk terjun di dunia politik. Sebab di tahun tahun sebelumnya ia hanya sebagai pendukung calon. Baik itu saat Pilkada maupun Pileg.

“Jujur saja, sejak tahun terdahulu kalau tak keliru tahun 1974 saya itu malah pendukung calon. Namun baru kali ini keluarga saya. Khususnya putri saya saya dukung dan perbolehkan nyalon,”akunya.

Kemudian saat disinggung mengenai dukungannya tersebut, ia hanya mengutarakan bahwa ingin mewadahi aspirasi masyarakat bawah.

“Intinya ingin membawa aspirasi masyarakat, mewadahi aspirasi warga supaya didengar oleh pejabat atas. Sehingga nantinya bisa bersama sama membangun dengan maksimal. Dan yang penting jujur, bekerja keras dan melayani masyarakat dengan baik,”pungkasnya.(san)