REMBANG,MediaTajam. Com _ Meningkatnya iklim investasi di Kabupaten Rembang tentunya akan menyerap tenaga kerja dan menurunkan angka kemiskinan , untuk itu agar iklim investasi aman dan nyaman kami berharap masyrakat bersikap ramah terhadap investasi dibidang usaha apapun ,Sebab kami menilai selama ini masih ada saja masyarakat yang bersikap kurang ramah salah satu contohnya adalah investasi pabrik semen
Hal tersebut disampaikan Bupati Rembang, H Abdul Hafidz saat memberikan sambutan di acara Forum Rembug Rembang di auditorium kampus Akademi Komunitas Semen Indonesia (AKSI), Jl. Pemuda KM 03 Rembang, Jum’at malam (20/10).
Menurut Bupati Hafidz masih ada pihak yang memandang negatif keberadaan Investasi pabrik semen di Rembang bahkan terkesan ingin dihabisi. Padahal PT. Semen Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) .
Saat saya diundang rapat di Istana Negara Jakarta bersama sejumlah pejabat Kementrian dan pak Teten Masduki dalam rapat itu sejumlah profesor yang turut diundang menilai aktivitas pertambangan mengurangi debet air saya secara tegas tidak setuju dan menentang pernyataan itu karena tidak berdasarkan data valid. Apalagi yang disasar hanya pabrik semen, itupun belum sampai melakukan penambangan.
Sedangkan 18 usaha tambang di perbukitan desa Tegaldowo dan sekitarnya yang sudah beroperasi selama 21 tahun, tiap hari mengeruk bahan tambang 4 – 5 ribu ton, justru tidak dipermasalahkan sama sekali.
“Saat dikasih kesempatan menanggapi, saya langsung sampaikan tidak setuju dengan pernyataan para profesor. Bu Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan bahkan sempat meredam.
Pendapat itu nggak obyektif, kalau sasarannya hanya pabrik semen. Kenapa penambang – penambang lain tidak disasar dulu. 4 – 5 ribu ton per hari itu luar biasa. Saya punya data tentang debet air dari Perhutani dan PSDA dari tahun 2010 – 2016, debet air nggak mengalami penurunan. Tahun 2013 memang sempat turun, tapi karena memang curah hujan rendah,”terangnya
Selain PT. Semen Indonesia, menurut Bupati kemunculan pabrik yang bergerak di sektor peternakan, PT. Malindo di desa Kasreman dan PT. Pokphand di kecamatan Gunem maupun kecamatan Sedan, belum apa – apa juga menuai protes warga. Kalau terus seperti itu, ia khawatir akan banyak investor takut menanamkan modal ke kabupaten Rembang.
“Malindo, kemudian Pokphand digebuki masyarakat. Lha kalau begini terus, siapa yang mau masuk ke Rembang. Maka saya berharap melalui Forum Rembug Rembang ini bisa terus mengkampanyekan Rembang mesti pro investasi, demi kondisi daerah yang lebih baik.
Kalau bisa ada semacam rekomendasi dari forum ini, kemudian disampaikan kepada pemerintah, “ tandasnya
Sementara itu Wakil Ketua DPRD Rembang, Gunasih berpendapat wilayah sekitar pelabuhan Tanjung Bonang Sluke layak menjadi kawasan industri, karena di area tersebut masih terdapat lahan seluas 200 an hektar.
Soal inudustri harus bermanfaat bagi lingkungan, DPRD saat ini tengah menggodok rancangan Peraturan Daerah tentang corporate social responsibility (CSR) perusahaan, sehingga kepedulian manajemen pabrik terhadap lingkungan dapat terukur.”terangnya
Perlu diketahui Forum Rembug Rembang (FORREM) adalah sebuah forum yang berisikan sekumpulan orang orang yang memiliki visi dan kepedulian untuk memajukan Rembang .
Selain dihadiri Bupati dan Wakil Bupati dalam pertemuan perdana dengan tema “Ngomong Becik Kanggo Apike Rembang ” malam itu Forrem juga mengundang Ketua DPRD Rembang .Anggota DPRD Jawa Tengah Budayawan, Ormas , Pengusaha dan Akademisi Perguruan Tinggi se-Rembang. .**Hasan Yahya