REMBANG,MediaTajam. Com _ Kualitas tembakau pada tahun 2017 ini sangat bagus jika dibandingkan dengan tahun 2016 lalu terlebih lagi harga tembakau di wilayah Rembang juga naik .Sehingga dengan kondisi itu membuat petani semakin semangat menanami Vlahannya dengan tanaman tembakau
Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Rembang Maryono disela sela acara tasyakuran dan penyerahan bantuan alsintan di kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kcamatan Sulang, Rabu (25/10/2017) malam.
“Saat ini harga tembakau dari petani saja mulai dari Rp. 27 hingga Rp. 30an ribu per kilogramnya. Sehingga kenaikan tersebut membuat para petani lebih semangat untuk bertani tembakau. Terlebih dari mereka tidak ingin menjadi pekerja di sawah orang lain. Namun bertani tembakau di lahannya sendiri.
Menurut Maryono akibat naiknya biaya sewa lahan membuat petani tembakau kawakan juga enggan menyewa. Dan itu dimanfaatkan petani tembakau lainnya untuk menggarap lahannya masing masing
“Karena itulah, mereka (petani) tembakau yang ingin melebarkan lahannya terkendala dengan biaya mahal. Sehingga para petani lainnya menggarap sawahnya sendiri (tak) disewakan. Akhirnya para petani tembakau pun kesulitan mencari pekerja,” jelasnya
Dari data yang ada, saat ini lahan tembakau di seluruh Rembang ada sekitar 3.700 Ha. Hanya saja, pihak APTI mengajukan perluasan lahan pertanian tembakau.
“Untuk saat ini ada sekitar 3.700 hektare lahan tembakau dengan jumlah petani sebanyak 7 ribuan orang. Namun untuk musim tanam ke depannya, kita mengajukan lahan hingga 5 ribu hektare,” terangnya
Di siai lain, hasil yang diperoleh petani di tahun 2017 ini yakni per hektarenya bisa mendapatkan Rp. 60 hingga Rp. 70 juta. Hasil itu lebih jauh dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mendapatkan sekitar Rp. 25 hingga Rp. 30an juta per hektare.
“Al Hamdulliah tahun ini per hektarenya bisa berhasil sebanyak 2 ton. Kalau tahun lalu sekitar 1 sampai 1.5 ton saja,”ungkapnya
Sementara itu Bupati Rembang H Abdul Hafidz berharap kesuksesan petani tembakau di tahun ini, diharapkan tidak membuat kalangan petani menjadi lalai dan bersikap boros alias konsumtif. , ketika harga terpuruk, petani jangan sampai mengamuk. Sebaliknya, kalau harga bagus seperti tahun ini, petani bisa menyisihkan penghasilan, untuk ditabung.
“Pendapatan petani tembakau per hektar minimal Rp 50 an juta. Jangan dihabiskan ke kafe karaoke. Tapi piye carane petani nabung, biar dapat meningkatkan kesejahteraan.
Syukur besok tiap hektarnya dapat Rp 100 Juta. Lho ojo dianggep byak byuk, omongan seperti ini kan do’a, semoga kelak terwujud,”pintanya
Kepala Bidang Perkebunan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Darpito Budi mengungkapkan merunut sejarah, kabupaten Rembang dulu tidak ada tanaman tembakau.
Namun setelah menjalin kemitraan dengan PT. Sadana Arif Nusa, tahun ini terdapat luas lahan tembakau 3.700 an hektar. Bahkan masa tanam berikutnya, ditargetkan menembus 5 ribu hektar. Pemprov Jawa Tengah mendorong agar kemitraan semacam itu bisa lebih dikembangkan.
Menurut Darpito, komoditas tembakau tidak hanya untuk rokok, tetapi juga dipergunakan sebagai bahan kosmetik dan obat – obatan.
“Perluasan lahan tembakau, muara tujuannya demi kesejahteraan petani. Tentu kami berharap kemitraan petani dengan perusahaan kedepan semakin baik.
Pemerintah tinggal memfasilitasi, sehingga ibaratnya sebagai trisula. Apalagi manfaat tembakau sangat beragam, jadi peluang yang terbuka ini menjadi sarana efektif untuk pemberdayaan petani, “ ungkapnya.
Selain penyerahan secara simbolis bantuan berbagai jenis alat pertanian untuk petani oleh Bupati H Abdul Hafidz ,dalam acara tasyakuran ini APTI juga menggelar pagelaran wayang kulit dengan dalang Ki Sigit Ariyanto dari Tawangsari, Kelurahan Leteh, Rembang dengan mengambil lakon Pendowo Syukur.**Hasan Yahya