Tajam News

Kanjeng Eko: Poros Maritim Bisa Terwujud Jika Pengembangan SDM Kelautan Berjalan

Jakarta, Mediatajam.com –  Jalesveva Jayamahe, di lautan kita jaya! Sebagai negara maritim dengan lautan yang sangat luas, sudah sepantasnya Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia. Sejak dulu, Bangsa Nusantara cukup berjaya pada bidang kemaritiman, yang bahkan telah dimulai sejak masa Kerajaan Sriwijaya hingga Majapahit sampai ke Aceh, Jepara dan Goa-Tallo.

Demikian disampaikan Ketua Dewan Perancang Pembentukan Partai Persemakmuran Nusantara, KGPH Eko Gunarto Putro menyampaikan kepada wartawan seputar Rancangan Visi Misi Partai Persemakmuran Nusantara di Bidang Industri Maritim dan Pelayaran di kantor PT. Mutiara Samudera Biru, Pejaten Office Park, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

“Kehandalan nenek moyang kita terungkap melalui catatan keagamaan I-Tsing (671-695M), dari Kanton ke Perguruan Nalanda di India Selatan. Dia meyebutkan, bahwa ia menggunakan kapal Sriwijaya, negeri yang saat itu menjadi penguasa lalu lintas laut, di perairan selatan,” jelas Kanjeng Eko.

Dikatakannya, sejarah mencatat Kapal Jung Jawa adalah kapal tangguh yang menjadi kendaraan khas orang-orang Nusantara ketika menjelajah lautan. Misteri Kapal Perang Nusantara ini sendiri sedikit terungkap dari catatan para pelaut Portugis yang sudah mencapai wilayah Asia Tenggara pada awal tahun 1500-an. Saat itu mereka mendapat kawasan ini didominasi dengan kapal Jung Jawa. Jadi kapal Jung Cina sebetulnya adalah jiplakan dari kapal Jung Jawa ini.

Menurut Kanjeng Eko, Tukang kayu dari Jawa, terutama Jepara, dikenal sangat terampil dalam membuat galangan kapal di kota pelabuhan terbesar di Asia Tenggara tersebut. Bukti kehandalan para tukang dari Jawa tersebut di bidang pelayaran, juga tergambar dalam sebuah relief di Candi Borobudur, yang menggambarkan perahu bercadik, atau disebut juga dengan “kapal Borobudur”. “Relief ini pula yang membuktikan bahwa sejak lama leluhur kita memang sudah menguasai teknik pembuatan kapal tingkat tinggi,” tegasnya.

Sebagai Bangsa Indoensia yang merupakan Pewaris Nusantara, kata Kangjeng Eko, kita harus bersyukur memiliki LELUHUR yang Hebat dan Berhasil menjadikan Nusantara sebagai poros Maritim Dunia di masanya. Kita harus bangga dengan Kapal Jung Jaya yang hebat, sehingga membikin Bangsa Lain Takjub.

“Namun kebanggaan saja tidak cukup untuk mengembalikan Indonesia sebagai poros maritim dunia masa kini. Untuk itu, kita harus meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia di bidang Kelautan dan Pelayaran,” tambahnya.

Diingatkannya, Untuk meningkatkan peran SDM maritim dalam mensukseskan tol laut dan keselamatan pelayaran, diperlukan peran yang maksimal dari pihak Kementerian Perhubungan, Training Center dan Perusahaan Pelayaran. Ketiga stake holders ini harus bersinergi untuk mencapai tema diatas.

“Saat ini Indonesia memang dihadapkan pada berbagai masalah. Diantaranya, jumlah dan mutu SDM yang dihasilkan lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang maritim masih rendah,” katanya.

Hal ini diakibatkan oleh berbagai faktor, terutama bergesernya visi bangsa dari maritim menjadi daratan (kontinental). Transformasi ini secara gradual mengakibatkan animo generasi muda terhadap profesi di bidang kemaritiman menurun.

Tunas bangsa tersebut menganggap bekerja di bidang kemaritiman sangat riskan, beresiko tinggi, kotor dan kurang bergengsi. Faktor lainnya yang juga jadi pemicu adalah biaya pendidikan di bidang maritim yang mahal. Sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat strata sosial menengah ke bawah yang jumlahnya banyak, sekitar 60-70%.

“Alhamdulillah, sebagai langkah awal untuk mengatasi hal tersebut di atas. Dewan Perancang Pembentukan Partai Persemakmuran Nusantara telah menggandeng Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ekadharma Indonesia untuk mendirikan Training Centre Maritim (TCM).

Diupayakan, fasilitas TCM ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing insan martim tersebut, kalau perlu diupayakan untuk digunakan secara gratis melalui subsidi pemerintah,” pungkas Kangjeng Eko. (az).