Ungaran, mediatajam.com – Kapolri Jenderal Tito Karnavian membuka Kejurnas Karate Institut Karate-Do Nasional atau Inkanas di GOR Wujil, Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (9/3/2017). Kejuaraan yang akan digelar mulai Kamis hingga Sabtu (11/3/2017), diikuti sekitar 1.500 atlet dari 20 provinsi di Indonesia.
Kapolri yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Inkanas, dirinya berharap dari kejuaraan ini, dapat memunculkan bibit dan atlet baru yang mampu berprestasi hingga tingkat internasional.
Kejurnas Inkanas yang diselenggarakan di Ungaran ini, mempertandingkan beberapa kategori yakni usia dini, cadet, junior, U-21 (dibawah usia 21 tahun), senior, TNI/Polri dan veteran. Dalam pembukaan Kejurnas Karate yang digelar di GOR Wujil ini, dihadiri oleh Ketua Umum PB Inkanas, Jenderal (purnawiraan) Badrodin Haiti, Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Condro Kirono, dan Wakil Gubernur Jateng, Heru Sudjatmoko.
Kapolri ingin setiap anggota Polri dapat memiliki kemampuan beladiri tangan kosong yang mumpuni supaya bisa melumpuhkan penjahat tanpa harus menggunakan senjata. Namun, tidak boleh digunakan untuk sebagai kesombongan.
“Anggota Polri harus bisa menggunakan tangan kosong atau senjata tidak mematikan saat memerangi kejahatan, senjata mematikan merupakan pilihan terakhir anggota polisi untuk melumpuhkan tersangka kejahatan,” Kata Jenderal bintang empat ini, saat membuka Kejurnas Karate Institut Karate-Do Nasional (Inkanas) Piala Kapolri ke VII tahun 2017 di GOR Wujil, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (9/3/2017).
Beladiri tangan kosong, lanjut Kapolri, dapat menjadi andalan anggota Polri saat melumpuhkan atau menangkap para tersangka kejahatan. Sangat penting bagi anggota Polri untuk menggunakan tangan kosong atau senjata tidak mematikan saat memerangi kejahatan. Hal tersebut dipaparkannya, karena Polri memerangi tindak kejahatan bukan orangnya.
“Saya minta jangan sampai mabuk sedikit langsung main asal tembak. Tetapi harus menggunakan tangan kosong yang tidak mematikan sehingga tidak ada lagi anggota Polri yang diperiksa Komnas HAM dan Propam,” terangnya.
Dia menambahkan, manfaat dalam memiliki kemampuan beladiri terutama Inkanas dapat melatih jiwa disiplin serta badan yang proporsional bagi anggota Polri. Kalau anggota Polri memiliki badan yang gemuk, akan menyulitkan dirinya sendiri dalam mengejar penjahat.
“Anggota Polri jangan sampai memiliki badan yang gemuk, anggota harus ramping sehingga mudah mengejar tersangka dan tidak perlu mengeluarkan tembakan, disaat melakukan pengejaran,” ungkapnya.
Mantan Kepala BNPT ini juga berharap dari Kejurnas Inkanas, anggota Polri dapat semakin dekat dengan masyarakat, bukan menjadikan masyarakat musuh, namun harus sesuai dengan fungsinya sebagai anggota Polri, yang bisa mengayomi, melayani masyarakat.
“Kejuaran Inkanas ini juga menjadi salah satu ajang silaturahmi anggota Polri dengan anggota TNI, karena banyak anggota TNI yang ahli karate, sehingga nantinya anggota Polri dapat bersinergi dengan TNI dan masyarakat dalam menjaga keamanan diwilayahnya,” pungkasnya. ****(TNO)
Penulis : Partono
Editor : Budi Supriyatno