REMBANG,Mediatajam.com – Hanya berbekal ilmu pengetahuan tentang persemaian dan pembibitan tanaman holtikultura dari Media Sosial YouTube .
Seorang warga Desa Kendal Agung Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang bernama Khumaedi (34) bisa membuka lapangan pekerjaan bagi belasan orang tetangganya
Tak tanggung-tanggung, Khumaedi juga bisa memberikan penghasilan yang cukup kepada rekrutannya tersebut saat menjalankan bisnisnya.
Namun jangan salah, yang direkrut oleh Khumaedi itu hampir mayoritas adalah generasi milenial yang siap dijadikan petani handal.
Usaha pembibitan tanaman holtikultura yang ia jalani sejak akhir 2015 silam itu diberi nama Komunitas Anak-anak Kandang atau yang disingkat KONDANG.
Nama itu diambil dari tempat bekas usaha ternak kambing. Atau bekas kandang kambing.
Khumaedi menceritakan sebelum mempunyai usaha ini, ia pernah beternak kambing jenis domba yang ditempatkan di samping rumahnya yang kini dijadikan sebagai lahan pembibitan tanaman.
Hanya saja, ia menilai usaha itu lama-lama menjadi lesu. Bahkan belum bisa maksimal meraih keuntungan karena harus menunggu waktu lama untuk bisa dijual ke pembeli.
Selain itu, kandang-kandang bekas kambing pun sudah tak ia manfaatkan lagi bahkan ada yang roboh.
“Sebelum usaha bibit, saya ternak kambing sejak tahun 2009 hingga 2015. Tempatnya ya di sini juga. Akan tetapi pangsa pasar lesu. Sehingga saya pergi ke Banyuwangi Jawa Timur (kerja),”terangnya
Setelah dari Banyuwangi, ia memulai mencoba pekerjaan barunya pembibitan pada Desember 2015 dengan berbekal modal nekat dan hutang dari toko pertanian setempat.
“Dan memang awalnya tak punya modal sama sekali. Hanya nekat, belajar dari YouTube atau otodidak serta hutang dari tetangga. Namun hutang itu berupa bibit tanaman, bukan hutang uang,”jelasnya.
Setelah mendapat pinjaman bibit, lantas ia memulai penyemaian bibit itu dengan dibantu tetangganya. Hanya saja, tetangga yang membantunya diberikan janji akan dapat upah jika bibit ini berhasil dijual.
“Saya bilang ke mereka, jika ingin bekerja di sini, nanti upahnya saat bibit ini laku dijual. Sebab saya tak punya modal uang. Modal saya hanya utang bibit di toko saja,”akunya.
Bibit yang ia semai mulai dari cabai, tomat, terong, melon, semangka, mentimun dan sejenisnya. Al hasil Januari 2016, ia berhasil menjual bibit kepada pembeli.
Sehingga upah tetangga dan utang di toko pertanian pun bisa dibayarkan. Tak ayal, selain orang dewasa, anak-anak yang masih usia sekolahpun kepincut untuk mengikutinya sembari mencari uang saku tambahan di saat pulang sekolah.
Dari kunjungan media di kediamannya yang sekaligus dijadikan lahan pembibitan, pria yang beristrikan orang Flores ini memaparkan beberapa hal. Baik mulai anggotanya hingga kegiatan lainnya.
“Untuk anggota saya saat ini sudah ada sekitar 16 orang. Rata rata memang semula menganggur bahkan ada yang masih sekolah,”kata dia.
Kemudian saat disinggung mengenai upah kepada anggota komunitasnya itu, ia mengaku jika upah itu diberikan dengan cara borongan.
“Upahnya tergantung borongannya. Ada yang Rp. 200 per plastik. Jika itu yang bagian memasukan tanah liat ke plastik untuk dijadikan pot, ada yang Rp. 40 ribu per hari jika itu bekerja menanam bibit ke dalam pot dan ada borongan lainnya,”urai dia.
Kemudian saat disinggung waktu pembibitan, ia menjabarkan jika bibit holtikultara tersebut mempunyai waktu berbeda-beda.
“Jika semangka melon memerluka waktu 5 hari, cabai tomat bisa memerlukan maksimal 2 bulan dan lainnya,”bebernya.
Namun, jangan salah, ilmu yang didapatkan pun bukan berasal dari sekolah atau pelatihan yang ada di dinas atau instansi terkait. Akan tetapi didapat dari YouTube.
“Semua itu otodidak dan YouTube. Kita membuka-buka tentang cara bertani ini. Sehingga kita aplikasikan ke usaha ini,”akunya.
Sementara itu, media yang dipakai tak ubahnya seperti bibit pada umumnya. Yakni menggunakan plastik sebagai pot yang dijadikan tempat pembibitan. Hanya saja, ia memakai plastik panjang berbentuk slinder. Sekilas jika dilihat seperti sosis.
“Kita memakai plastik panjang. Jika kita sebut ya sosis. Sebab bentuknya mirip sosis. Yakni kecil panjang. Dan itu nanti dipotong potong menjadi 20 potong yang bisa dijadikan pot bibit,”urainya.
Perlu diketahui, untuk saat ini pembelinya dari berbagai macam daerah. Bahkan ada yang berasal dari Tuban, Demak dan Purwodadi. Dan untuk harganya masing masing berbeda. Tomat Rp. 350/batang, cabe Rp.250/batang, semangka Rp.370/batang, melon Rp.370/batng, mentimun Rp. 350/batang dan mas8h banyak lagi jenis bibit lainnya. (san)