Mediatajam.com – Netizen kerap ragu mengunduh aplikasi berbayar, terlebih jika belum populer. Alhasil, beberapa pengembang memilih menggratiskan aplikasinya untuk menggaet peminat.
Jika sudah banyak yang mengunduh, barulah pengembang memasang iklan yang seringkali mengganggu pengalaman menjajal aplikasi. Di sisi lain, pengembang juga bisa menggunakan strategi Freemium yang sering pula bikin tak nyaman.
Dilema dalam memonetisasi layanan tersebut hendak direduksi Google melalui fitur baru yang diperkenalkan dalam sebuah acara di San Francisco, AS. Fitur itu memungkinkan pengembang mendiskon aplikasi berbayar bagi pengguna baru.
Mekanismenya simpel, pengembang cuma perlu menyetel besaran diskon beserta periodenya pada antarmuka pengaturan aplikasi, sebagaimana dilaporkan DigitalTrends , Jumat (4/11/2016).
Contohnya, pengembang aplikasi A memasang diskon Rp 3.500 dari harga asli Rp 10.000 untuk sebulan pertama berlangganan aplikasi. Artinya, jika masih mau menjajal aplikasi di bulan berikutnya, pengguna harus membayar biaya normal.
Sebelumnya, Google juga menyediakan fitur free trial atau percobaan gratis bagi pengguna baru. Pengembang bisa memasang periode free trial tertentu, biasanya dari satu hari hingga tujuh hari, agar pengguna bisa mencoba aplikasi sebelum memutuskan membeli.
Sesungguhnya fitur diskon ini menjadi opsi pelengkap free trial. Pengembang bisa memilih mana yang lebih disukai.
“Kami paham seberapa penting aplikasi berbayar membantu pengembang memonetisasi layanan. Kami terus menawarkan fitur untuk mendukung model bisnis tersebut,” kata Director Business Development of Google Play, Larissa Fontain.
Ia sesumbar netizen kini lebih royal hingga 10 kali lipat untuk berlangganan aplikasi berbayar, jika dibandingkan dengan tiga tahun lalu. Namun, Fontain enggan menyebut jumlah pengguna aplikasi berbayar secara rinci.
Fitur ini sendiri baru sebatas diperkenalkan di acara khusus developer yang digelar Google bertajuk “Playtime”. Belum jelas kapan penyetelan diskon itu direalisasikan.**As