Semarang.Mediatajam.Com.Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Rukma Setya Budi mengajak semua masyarakat baik di kota maupun pedesaan menyambut pesta demokrasi pemilu 2019 ini secara senang dan gembira .
Hal tersebut di ungkapkanya di sela diskusi prime topik bersama Parlemen Jateng dalam tema’Kampanye Damai dan Pendidikan Politik’ yang di siarkan lansung Radio MNC Trijaya FM di Gets Hotel Semarang Selasa (2/4/2019).
“Karena ini pesta mas ,ya harus senang ,sehingga dalam kesenangan itu kita bisa melaksanakan memilih sesuai hati nurani masing-masing tidak usah memaksa orang harus memilih sama dengan kita inilah demokrasi kita jalani saja dan kita jaga bersama .”kata Rukma.
Namun dalam pemilu ini ada yang lebih penting lagi Lanjut Rukma,yaitu terkait menjaga kerukunan antara tetangga kata dia,jangan hanya gara gara pemilu beda pilihan jadi putus tali silaturrahmi putus hubungan,namun sebaliknya persaudaraan harus tetap di jaga.
“Ini kan hanya pemilu yang setelanhya kita harus kembali lagi hidup bermasyarakat serawung tetangga,teman ini untuk selamya.jadi ini jangan sampai mengalahkan persaudaraan ,pertemanan yang sudah berpuluh -puluh tahun hanya karena beda pendapat,beda pilihan jadi musuh kan nggak lucu,”bebernya.
Untuk itu tambah Rukma,Ia mengajak semua elemen masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sesuai ketentuan aturan yang berlaku sehingga bisa teruwujud pemilu yang Bebas Jujur Adil Dan Rahasia .
Sementara itu ,pengamat politik dari FISIP Undip mengatakan,terkait proses awal demokrasi kepemiluan di Indonesia ini jika di lihat dari sisi luarnya sudah menunjukan kedamaian dan perdamaian. hal itu kata dia bisa di lihat yang hampir tidak di temui konflik frontal ,kekerasan dan sebagainya.namun hal tersebut justru ada kehawatiran dalam memaknai pemilu yang akan di selenggarakan 17 Aplril nanti .
“Justru saya melihat gep antara aturan normatif yang sudah di rumuskan antara penyelenggara pemilu utamanya KPU dan Bawaslu ini di sana sini sepertinya terancam oleh prilaku terutama dari kalangan kontestan pemilu itu sendiri termasuk elitnya yang sesungguhnya tidak melihat pemilu ini untuk kepentingan yang jauh lebih besar .tadi saya katakan pemilu ya untuk pemilu untuk merebut kekuasaan .”Jelasnya.
Dia menekankan .para pemimpin partai seharusnya tidak hanya mengandalkan KPU maupun panwaslu untuk melakukan proses pedidikan politik akan tetapi mereka sendiri seharusnya menunjukan sikap dan prilaku yang mendidik masyarakat .
“Statmen maupun pernyataan yang di keluarkanpun misalnya harus berisi menentramkan dan menjajikan akan adanya harapan masa depan yang lebih baik .jangan malah sebaliknya ada tendensi menyebarkan rasa was-was atau bahkan ketakutan di kalangan masyarakat .tandasnya.**Uut