Mediatajam.com – Apple merupakan salah satu perusahaan teknologi yang menjunjung tinggi kerahasiaan. Tak hanya produk yang sedang dikembangkan, tetapi juga proyek-proyeknya hampir sulit diketahui pihak luar perusahaan.
Namun kebijakan itu kabarnya membuat beberapa ahli, khususnya di bidang kecerdasan buatan, tak ingin bekerja di Apple. Hal itu diungkapkan oleh Head Facebook Artificial Intelligence Research Group, Yann LeCun.
Menurut Yann, tak jarang software engineer berbakat di dunia enggan bergabung ke perusahaan asal Cupertino itu karena kebijakan tersebut. Apple kerap melarang pegawainya memublikasikan proyek yang sedang dikerjakan.
Dikutip dari Business Insider, Kamis (3/11/2016), sebagai bagian dari kebijakan, pegawai harus menandatangani kontrak tertentu. Salah satu poin di kontrak itu melarang pegawai membicarakan aspek pekerjaan dengan teman dan keluarga, terutama dari divisi research and development.
Pegawai juga dilarang berbagi informasi seputar penelitiannya selama di Apple baik secara onlineatau offline. Kondisi berbeda ditemukan di Facebook dan Google, yang membiarkan pegawainya memublikasikan penelitiannya di jurnal ilmiah atau blog.
Kebijakan itu jelas membuat sebagian pegawai tak nyaman karena hasil pengembangan atau studi yang dipublikasikan merupakan hasil kerja seorang peneliti. Oleh sebab itu, LeCun menilai, sangat penting bagi seorang ilmuwan memublikasikan hasil penelitiannya karena hal itu bisa menjadi tolok ukur karier.
Sebagai informasi, kabar mengenai kebijakan Apple ini memang sudah diketahui sejak lama. Namun kabar ini kembali mencuat setelah laporan Bloomberg menyebut peneliti di Apple dilarang untuk berbicara di sebuah konferensi kecerdasan buatan beberapa waktu lalu.
Meski disebut-sebut tak menjadi pilihan para peneliti di bidang kecerdasan buatan, bukan berarti tak ada orang yang tertarik. Buktinya, Apple berhasil memekerjakan salah satu talenta terbaik di bidang kecerdasan buatan dari Carnegie Mellon University, Russ Salakhutdinov.**As