Semarang, Mediatajam.com – Puluhan angkutan umum dari lima jalur yang melayani penumpang, seperti Johar-Kedungmundu dan Banyumanik-Kampus Undip terparkir di Jalan Pemuda, mulai dekat Hotel Novotel sampai bunderan Tugumuda.
Dari pantauan Mediatajam.com, banyak penumpang yang terlantar dan sulit untuk mendapatkan angkutan, terutama di jalan sriwijaya. Banyak penumpang yang menunggu angkutan yang menuju ke tempat kerjanya.
Setibanya di depan Balaikota, para supir langsung melakukan orasi. Dalam orasinya, mereka kecewa karena tergusur BRT. Beberapa perwakilan sopir angkutan diundang untuk melakukan audiensi yang ditemui asisten Sekda Trijoto Sardjoko, dengan Dinas Perhubungan Kota Semarang.
Dalam audiensinya, para sopir tetap menolak adanya bus BRT yang akan beroperasi sehingga menurunkan jumlah penumpang angkot. Bahkan, para sopir mengancam akan melakukan aksi serupa kembali jika tidak dihasilkan keputusan sama sekali.
Menurut keterangan koordinator aksi Totok mengatakan, kondisi sopir saat ini sudah sangat sulit. Ibarat orang sakit sudah masuk ICU dan sangat mengalami luka parah. Ditambah dengan adanya BRT makin menyulitkan para supir angkutan yang melewati jalur tersebut dalam mencari penumpang.
“Pemerintah harusnya bisa mendengar aspirasi para sopir angkot, tujuan adanya BRT, bisa menyejahterakan masyarakat, bukan malah menggusur kami, yang kecil ini,” katanya setelah melakukan audiensi, Selasa (8/3).
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Semarang Tri Wibowo, mengatakan, BRT Trans Semarang ada untuk memberikan pelayanan transportasi publik. Pengoprasian BRT untuk Koridor V dan VI ini, pihaknya sudah merencanakan setahun yang lalu. Namun baru kali ini akan dilaksanakan.
“BRT Koridor V dan VI ini sudah dilakukan satu tahun yang lalu pada 2016, namun baru akan dilaksanakan pada tahun ini. Untuk itu kami telah menyiapkan halte BRT di setiap koridor tersebut, untuk penumpang BRT, maka BRT koridor V dan VI, mulai berjalan tahun ini,” terangnya.
Audiensi sempat memanas karena tuntutan pembatalan pengoperasian Koridor V dan VI kemungkinan kecil untuk terwujud. Hal tersebut sudah menjadi ketetapan pemerintah dalam menjalankan BRT koridor V dan VI yang sudah di rencanakan pemerinta setahun yang lalu.
Terpisah, Asisten Sekda Trijoto Sardjoko, menyampaikan, pihaknya akan memfasilitasi para sopir angkutan kota dengan dishub guna mencari solusinya. Seperti perpanjangan trayek angkot sehingga sopir angkot bisa menarik penumpang. Adanya usulan peremajaan angkutan, sehingga memberi kenyamanan dan keselamatan para penumpang nantinya.
“Saya harapkan nanti ada pertemuan kembali, sehingga bisa dibicarakan lagi dari semua pihak yang berkepentingan dengan melibatkan sopir angkot, untuk sementara ini memang belum ada titik temu kesepakatan, apa yang menjadi keinginan dari pihak supir angkot,” pungkasnya. (Budi)