Rembang, MediaTajam. COM_Ratusan warga ring 1 atau sekitar lokasi Pabrik Semen Rembang dari Desa Kadiwono Kecamatan Bulu dan Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem merobohkan satu demi satu tenda yang selama ini dihuni oleh masing-masing kelompok baik kontra maupun pendukung pabrik semen . di dekat pintu masuk akses menuju pabrik semen milik PT Semen Indonesia (Persero) Tbk di area Gunung Bokong Desa Kadiwono Kecamatan Bulu, Jumat (10/2/2017) malam sekira puku 20.00 WIB
Wahyudi salah satu saksi mata dilokasi kejadian warga Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem menceritakan massa awalnya melepas portal dan membuang palang bambu yang sebelumnya dipakai untuk memblokade akses menuju tapak pabrik semen pada pagi hari kemarin.
Setelah mencabut portal, massa bergerak membongkar tenda milik kelompok pendukung pabrik semen di sisi selatan-barat. Bambu, kayu, dan terpalnya dibawa ke sebelah timurnya, ditumpuk, lalu dibakar. Terpal yang terbakar, lalu diseret ke seberang jalan atau ke sebelah barat.
Seusai membongkar tenda kelompok pendukung, massa lalu bergeser ke tenda kelompok penentang pabrik semen. Di tenda itu, kata Wahyudi, ada delapan orang, terdiri atas tiga ibu-ibu dan lima orang laki-laki. Mereka lantas diminta keluar dari tenda berterpal dan berasbes itu.
“Tenda milik kelompok kontra pun dibongkar, termasuk bangunan kayu yang dipakai untuk keperluan salat bagi warga kontra. Musala kayu itu diangkat oleh massa, lalu dipindahkan ke arah selatan. Setelah tergeser beberapa meter, musala itu juga ikut dirobohkan,” terangnya.
Kayu-kayu musala, katanya, dilempar ke seberang jalan ke arah terpal yang masih membara, sehingga terbakar. Perlengkapan ibadah di musala seperti mukena, sajadah, sarung, dan mushaf Alqur’an, menurut Wahyudi, sudah diamankan terlebih dahulu ke tempat lain.
“Jadi informasi yang berkembang di media sosial bahwa mukena, sajadah, sarung, dan Alquran dibakar atau turut terbakar itu tidak benar,”ungkapnya
Keterangan Wahyudi itu berbeda dengan informasi yang sempat beredar di media sosial dan laman Omah Kendeng, tidak lama setelah kejadian, yang menyebut tenda perjuangan kelompok penolak pabrik semen dan musala serta peralatan ibadah yang berada di dalamnya dibakar.
Namun belakangan, informasi tersebut diperbarui dengan mengatakan bahwa massa secara bersama-sama mengangkat musala, melemparkan hingga hancur dan membakarnya, beserta barang-barang di dalam musala tersebut, tetapi tidak disebutkan secara terperinci jenis barangnya.
Wakapolres Rembang Komisaris Polisi Pranandya Subyakto yang hampir saat dikonfirmasi membenarkan sedang menangani kasus pembongkaran tenda tersebut. Pihaknya sudah memeriksa empat orang petugas keamanan pabrik semen dan melakukan olah tempat kejadian perkara dengan memasang garis batas polisi.**Hasan Yahya