REMBANG,Mediatajam. Com _ Seorang pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) bernama Purwati (58), warga RT 01 RW 1, Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori mengaku kecewa lantaran kualitas air untuk kebutuhan sehari hari keluarganya kotor dan berbau busuk.
Kepada wartawan Purwati (58) mengatakan kalau bau busuk memang tidak setiap hari , hanya kadang-kadang saja,Tapi kalau kotor memang sepanjang hari,
“Kalau bau busuk memang tidak seharian, hanya kadang-kadang saja, dan itu tidak setiap hari. Tapi kalau kotor memang sepanjang hari,” terangnya.
Purwati menambahkan, beda dengan beberapa waktu lalu yang bercampur kotoran warna hitam, kali ini kotoran yang bercampur air warnanya kecoklatan.
“Saya juga merasakan gatal-gatal setelah mandi. Kulit jadi mbrontok (mengkidik). Yang mengalami gatal-gatal tidak hanya saya, beberapa tetangga saya juga mengalami hal yang sama.
Silahkan tanya kalau ndak percaya,” tantang Purwati untuk membuktikan omongannya.
Meski merasakan gatal-gatal usai mandi pakai air PDAM Purwati mengaku hal ini membuat para pelanggan resah dan khawatir jika nantinya akan menimbulkan penyakit kulit.
“Saya berharap ada tindakan yang cepat untuk menanggulangi permasalahan ini,” pintanya
Sementara itu Kepala Bidang Tekhnik PDAM Rembang Suroso saat dikonfirmasi mediatajam.com terkait adanya keluhan itu justru menyalahkan kepada pelanggan
“Kalau laporan secara resmi dari pelanggan memang belum. Sebab kasus kasus yang sama itu seringnya melalui wartawan (berita),” kata Suroso.Selasa (14 November 2017.
Di sisi lain, ia mengutarakan bahwa bilamana laporan itu dilakukan pelanggan langsung ke PDAM, tentunya keluhan itu akan bisa ditindak lanjuti dengan cepat
“Kalau laporan lewat wartawan (berita) itu bias. Sebab di sana hanya mengungkapkan daerah sini dan ini,” ucapnya.
“Air yang dikeluhkan itu merupakan dari embung Banyukuwung Sulang. Sehingga air permukaan berbeda dengan air yang ada di Pamotan dan Sale (mata air) pegunungan,” ungkapnya.
Di sisi lain, ia mengungkapkan kekeruhan bisa terjadi di daerah tertentu.
Terlebih daerah lain dengan lainnya juga mengalami kekeruhan yang berbeda beda.
“Bisa jadi kekeruhan itu terjadi di pipa yang ada endapan (kotoran, debu, red) sekian lama. Sehingga nantinya ujung ujung pipa pencucian distribusi akan bisa dibersihkan.
Selain itu, mungkin saja karena belum waktunya dikuras malah muncul laporan atau keluhan seperti itu. Nah kalau air Sale tak dikuras maka juga akan ada endapan kapur atau keras. Sebab itu air pegunungan,” bebernya.
Tentunya dengan kondisi itu, pihaknya juga sudah mengkrosek di lapangan. Dengan cara mengambil sample air dan mewawancarai pelanggan yang ada di kaliori.
“Saat itu kita lakukan pengecekan secara acak. Yakni di kantor PDAM Kaliori, Wates dan Purworejo. Selain itu, kita juga mengambil contoh air dan mewawancafai masyarakat atau pelanggan.
Namun hal iru tidak semua warga atau pelanggan Kaliori yang mengeluhkan itu semua,”ungkapnya .**Hasan Yahya