REMBANG,MEDIATAJAM.COM _ Jajaran Satuan Lalu lintas Polres Rembang secara rutin mensosialisasikan budaya tertib berlalu-lintas ke seluruh lapisan masyarakat, terutama di dunia pendidikan. Salah satu kampanye yang disampaikan adalah mengingatkan agar pelajar setingkat SMP sederajat agar tidak membawa motor ke sekolah.
Kasat lantas Polres Rembang AKP M. Rikha Zulkarnaen mengatakan, Kampanye terhadap larangan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) membawa sepeda motor itu terus disosialisasikan oleh Satlantas ke berbagai sekolah di Kabupaten Rembang.
Biasanya sosialisasi digelar setiap hari Senin menjelang upacara bendera yang diikuti oleh petugas Satlantas. Pihaknya memberikan sosialisasi terkait bahayanya siswa siswi SMP yang berangkat sekolah mengendarai sepeda motor sendiri.
“Siswa SMP belum diperbolehkan mengendarai sepeda motor sendiri. Jika berangkat sekolah lebih baik diantar oleh keluarga. Itu pun tetap harus mentaati aturan berlalu-lintas, seperti memakai helm. Satu lagi berangkat lebih awal agar tidak terburu-buru sehingga membahayakan diri sendiri,” terangnya.
Selain sosialisasi dan kampanye kepada pelajar kata Rikha kedepan pihaknya juga telah berencana menggandeng tokoh agama (ulama) dan Tokoh masyarakat (Tomas) dan santri membentuk Forum Keamanan Keselamatan Berlalu Lintas (Forkamtibsel) Lantas.
Adapun maksud dan tujuan akan di bentuknya forum tersebut, kata Rikha, untuk mempermudah masyarakat dalam mendapatkan informasi dan panduan bagaiman cara berlalulintas dengan baik dan benar. Sehingga diharapkan dapat mengantisipasi sekaligus menekan angka laka lantas
di wilayah kerjanya.
Sementara itu, salah satu tokoh agama Islam dari Lasem, KH Zaim Ahmad Ma’shoem, mengaku menyambut baik terobosan Satlantas Polres Rembang tersebut.
Di majlis pengajiannya yang dihadiri jamaah mencapai 2000 orang, pesan keselamatan berlalu lintas telah disampaikan. Menurut dia, pencerahan tentang keselamatan berlalu lintas efektif disampaikan di majlis pengajian di kampung-kampung saat ribuan orang mendatangi kegiatan tersebut.
Pihaknya juga mengaku prihatin dengan banyaknya korban jiwa di jalan, sebab dari data yang terekam satu tahun terakhir, rasio satu hari korban jiwa akibat kecelakaan mencapai 1.5 orang. Maka menurutnya perlu ada penanganan intensif untuk menangani hal tersebut.
“Perlu disampaikan kepada para dai, tokoh pesantren, dan takmir masjid untuk menyampaikan hal itu (keselamatan berlalu-lintas ,Red.) kepada masyarakat,” tandasnya.**Hasan / Narto