Tajam News

Harga Air Mahal , Pimpinan Devoloper Graha Kartini dan PDAM Rembang Diprotes Warga

REMBANG ,mediatajam.com – Lantaran telah bertahun tahun lamanya menunggu pemasangan pipa jaringan pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Rembang tak kunjung terpasang
Warga Perumahan Graha Kartini Rembang desa Kabongan Lor Kecamatan Rembang menggelar aksi demo memasang banner berisi tulisan keluhan mahalnya harga air di depan gerbang pintu masuk perumahan
Kamis (11 Juni 2020)

Aksi pemasangan banner berisi tulisan mahalmya biaya pembelian air bersih , yang ditujukan kepada Bupati dan DPRD Rembang itu dilakukan sebagai bentuk luapan kekecewaan warga terhadap pimpinan Developer Perumahan Graha Kartini dan PDAM.

Lutfi salah satu warga setempat saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, tahun lalu saat kekeringan.
Warga merasakan mahalnya jika membeli air yang di sediakan oleh Suplyer secara mandiri.
”Awalnya air per kubik Rp 22 ribu naik sampai Rp 30 ribu/ m3,” ungkapnya

Dengan harga segitu, kata Lutfi , warga merasa keberatan. Hingga, pada akhirnya, saat warga membayar air baru-baru ini kembali ingat permasalahan ini.Sehingga diambillah keputusan untuk memasang banner-banner.
”Warga wis gak kuat bayar banyu larang” , ”Iso ra iso banyu PDAM kudu masuk” begitu kurang lebihnya tulisan-tulisan itu.

Saat wartawan menuju ke lokasi komplek Perumahan tersebut tulisan – tulisan itu sudah tidak ada lagi di gerbang pintu masuk dan komplek perumahan tersebut juga tampak sepi mengingat
sudah waktu mendekati salat Jumat.

Sebelum dicopot foto banner- banner bertuliskan keluhan warga yang di pasang di gerbang pintu masuk perumahan itu sempat beredar di media sosial.

Bahkan video Pimpinan Devoloper
Graha Kartini sedang marah dikantor PDAM juga beredar di media sosial.

Dalam video berdurasi 2 Menit 51 detik ituPihak Pimpimam Devoloper Graha Kartini diketahui bernama Ir. Sita Chirana terlihat kesal dan marah terhadap direktur PDAM M Affan dengan nada tinggi sambil menggebrak meja berkata
Seratus Delapan Puluh Enam Juta Enam ratus ini kapan pengerjaannya dimulai itu juga harus tertuang dalam perjanjjan supaya warga enggak gruduk saya lagi !!!” Saya delapan tahun pak Affan delapan tahun menunggu !!! (San)