REMBANG ,MEDIATAJAM.COM _ Hujan deras yang sering turun mengguyur sebagian besar wilayah Kab Rembang kualitas beras petani dari hasil panen di musim pertama (MT-1) tahun 2017 ini terancam anjlok. selain itu Intensitas hujan yang tinggi juga memicu serangan hama wereng di beberapa wilayah.
Berdasarkan pantauan, para petani mengaku kesulitan mengeringkan gabah hasil panen mereka. Mereka terpaksa berkejaran dengan waktu memanfaatkan terik matahari yang sudah beberapa pekan tidak cukup lama menyinari.
Salah satu petani di Desa Kasreman, Kastari mengatakan, tingkat kandungan air dari gabah yang baru saja dipanen tidak cepat hilang. Ia khawatir kandungan air yang masih saja tinggi dalam waktu sepekan membuat kualitas beras menjadi anjlok.
“Saya khawatir kalau terus saja mengandung air setelah masa panen, gabah tumbuh akarnya. Sudah sepekan ini saya tidak bisa menjemur karena tidak ada panas dari sinar matahari,” terang Kastari.
Ia juga mengeluhkan dampak dari kondisi gabah yang masih basah membuat tengkulak terkesan enggan melakukan pembelian. Alasan kebanyakan tengkulak juga sama yang dikeluhkan petani, kesulitan menjemur untuk mengeringkan.
“Petani hanya meletakkan gabah di ruang tamu rumah tanpa dikemas dengan menggunakan karung. Langkah itu untuk menekan tumbuhnya jamur pada gabah, akibat terlalu lama dalam kondisi basah,” imbuhnya.
Selain curah hujan tinggi, para petani di sejumlah wilayah juga dilaporkan terancam gagal panen, lantaran serangan hama wereng.
Di Kecamatan Kragan, puluhan hektar sawah terancam, hama yang biasa menyerang tanaman padi menjelang panen ini terbilang masif.
Muslich, petani dari desa Sumurtawang, Kecamatan Kragan mengaku menghadapi kondisi dilematis. Jika padi dipanen, dirinya akan kesulitan mengeringkan padi pada kondisi cuaca saat ini. Namun jika tidak dipanen, maka tanaman semakin digerogoti wereng.
“Petani kebingungan, tanaman padi diserang wereng, mau panen bingung gak ada yang beli, mau diproses sendiri gak ada panas, kemanakah gabah yang sudah dipanen dijual, sementara potong padi butuh biaya,” ungkapnya.
Menurutnya, kondisi demikian melanda hampir seluruh areal sawah di wilayah Kragan.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Suratmin, mengakui, curah hujan tinggi menjadi kendala utama dalam MT-1 petani padi di Rembang.
Untuk menghadapi situasi seperti itu, petani diminta untuk lebih intensif menjaga gabah hasil panen agar tidak teralu mengandung kadar air tinggi. Salah satu langkah yang harus dilakukan adalah dengan menggelar padi hasil panen di terpal secara terbuka.
“Kalau kadar air tinggi, jangan dimasukan dalam karung. Nanti akan menjadi kecambah. Meskipun tidak ada sinar matahari tetap diratakan di atas terpal untuk mengurangi kadar air dalam gabah,” papar Suratmin.**Hasan/nARTO