Tajam News

Kecewa Petahana Pecah Kongsi , Mantan Kades Ini Serukan Asal Tidak Khafid

REMBANG,media tajam.com – Ratusan mantan Petinggi atau kepala desa (kades) di Kabupaten Rembang yang tergabung dalam Paguyuban Mantan Petinggi Rembang (PMPR) mendeklarasikan gerakan 2020 Ganti Bupati di Pendopo Rumah Makan Kebon Jati desa Japerejo Kecamatan Pamotan Minggu (2/8/ 2020) pagi

Deklarasi yang digelar itu sebagai bentuk kekecewaan pecahnya kongsi petahana H.Abdul Hafidz dan H.Bayu Andriyanto di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Rembang 2020

Mereka menilai pasangan petahana, Bupati Abdul Hafidz dan wakilnya Bayu Adriyanto telah mengingkari komitmen saat terpilih melalui jalur independen di Pilkada 2015 lalu untuk memimpin Rembang selama dua periode.
Dimana para mantan petinggi saat itu masih aktif sebagai kepala desa dan menyatakan dukungan atas komitmen tersebut.
Ponco Supriyadi mantan Kepala Desa (Kades) Tambakagung Kecamatan Kaliori
selaku Ketua PMPR menjelaskan deklarasi itu tidak disponsori oleh kelompok tertentu atau ditunggangi oleh salah satu calon .
Namun , deklarasi itu semata-mata didorong oleh kekecewaan para mantan petinggi atau mantan kepala desa.
Ia menjelaskan aksi deklarasi 2020 ganti bupati tersebut merupakan buntut dari kekecewaan pecah kongsi pasangan Hafidz-Bayu ,yang sejak awal pihaknya sudah sepakat berkomitmen mendukung pasangan Bupati Abdul Hafidz dengan Wakil Bupati Bayu Andriyanto maju di Pilkada selama dua periode.
Menurutnya, dengan terjadinya pecah kongsi pasangan Hafidz-Bayu, berdampak pada realisasi pembangunan yang berkelanjutan yang sebelumnya telah dijanjikan.

“Maksud dan tujuannya menyampaikan harapan, sejak awal mantan kades ini komitmen mendukung Hafid-Bayu selama dua periode, namun di tengah perjalanan kami tidak tahu sebabnya terjadi pecah kongsi. Untuk itu kami melakukan deklarasi 2020 ganti bupati,
Tidak mengarah ke salah satu bakal calon. Deklarasi ini kegiatan awal untuk menuju dialogis dengan kedua kandidat nantinya,” tegasnya.

Sementara itu Mantan kepala desa Japerejo Kecamatan Pamotan, Hasyim mengungkapkan ada sejumlah alasan, kenapa ia turut bergabung dalam gerakan tersebut. Yang paling pokok, pasangan Bupati dan Wakil Bupati sekarang, Abdul Hafidz dan Bayu Andriyanto, sudah hampir pasti pecah kongsi.

Padahal saat pencalonan melalui jalur independen (perseorangan) di Pilkada 2015 lalu, Hafidz–Bayu didukung oleh kepala desa melalui pengumpulan KTP warga. Kala itu diharapkan bisa berduet selama 2 periode, ternyata sekarang meleset.

“Seolah-olah mantan petinggi gak kanggo (nggak terpakai-red). Padahal dulu kita-kita ini yang ikut memperjuangkan. Sekarang kok malah pecah kongsi, kelihatannya 99 persen, nggak mungkin bisa berpasangan lagi. Makanya kita sepakat bulat dengan tagar ganti Bupati, “ kata Hasyim.

Sebagai bentuk kekecewaannya dalam deklarasi itu secara tegas menyampaikan siapapun nanti bupatinya, yang terpenting tidak ATK, Asal tidak Khafidz .(San)