Tajam News

Kunci Sekolah Disandera, Ratusan Siswa SD Negeri 1 Bedono Terpaksa Belajar di Kolong Gedung Sekolahnya

Demak, media tajam. Com- Ratusan siswa SD Negeri Bedono 1 Sayung terpaksa belajar di kolong gedung sekolahnya sendiri akibat gedung sekolah mereka digembok oleh kontraktor yang mengerjakan proyek pembangunan gedung sekolah tersebut.

Dikonfirmasi wartawan melalui ponselnya, 22/9, Kepala SD Negeri Bedono 1 Sayung Suryadi S.Pd mengatakan bahwa KBM (kegiatan belajar mengajar) di sekolah yang dipimpinnya terhambat akibat adanya proses administrasi yang lambat antara PT PPSD selaku pelaksana proyek jalan tol dan PT Sembilan Sembilan Cahaya selaku rekanan pelaksana yang membangun SD Negeri Bedono 1.

Dia menuturkan bahwa SD Negeri Bedono 1 Sayung termasuk area yang terdampak proyek tol sehingga perlu direlokasi dan dibangun gedung baru, disediakan pagu sekitar Rp 2 miliar. Setelah proses lelang yang dilakukan PT PPSD, terpilih PT Sembilan Sembilan Cahaya Demak milik Teguh Pramono sebagai pemenang dengan penawaran Rp 1,967 miliar dan pavingisasi halaman sekolah senilai Rp 33 juta.

Proyek tersebut sebenarnya sudah selesai pada awal Februari tahun ini namun proses serah terima pekerjaan antara PT PPSD dan PT Sembilan Sembilan Cahaya tak kunjung dilakukan sehingga berdampak terhadap proses KBM di sekolah tersebut. Suryadi menyatakan, sebagai solusi sementara pihak sekolah membagi rombongan belajar siswanya dalam beberapa tempat pengungsian belajar. Termasuk ke madrasah sekitar yang memungkinkan, sementara sebagian siswa belajar di kolong gedung baru.

Dia berharap masalah tersebut mendapat perhatian dari para pihak terkait dan pemangku kepentingan karena menyangkut proses KBM di sekolah. Saat dikonfirmasi melalui ponselnya, Suryadi menyebut bahwa hingga saat ini kunci gedung sekolah masih dipegang oleh pihak rekanan yang menggarap gedung sekolah.

Ditemui sejumlah wartawan di kantornya, 29/4, Kabid Pembinaan SD SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Nadhif Alawi, ST,ME membenarkan adanya kejadian tersebut. Dia menjelaskan bahwa proyek pembangunan gedung SD Negeri Bedono 1 Sayung sebenarnya telah selesai pada awal Februari 2025 namun PT PPSD belum menyelesaikan kewajibannya terhadap PT Sembilan Sembilan Cahaya sehingga belum bisa dilakukan serah terima hasil pekerjaan.

Menurut Nadhif, pihak Dinas Pendidikan Demak melalui surat yang ditandatangani Kepala Dinas, telah mengirimkan surat permintaan pemanfaatan bangunan kepada Dirut PT PP Semarang Demak namun hingga kini belum ada konfirmasi balasan.

Dimintai tanggapan terkait masalah tersebut, melalui pesan WhatsApp-nya, 22/4, Wakil Ketua DPRD Demak H.Maskuri menyatakan, jalan tol Semarang Demak sebagai salah satu proyek strategis nasional memang perlu mendapat dukungan semua pihak namun KBM sebagai salah satu proses untuk “mencerdaskan kehidupan bangsa” jauh lebih penting karena merupakan salah satu tujuan negara yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

“Mencerdaskan kehidupan bangsa berarti meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, adil, dan sejahtera. Tujuan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh warga negara,”ujar Ketua DPC Gerindra Demak ini.

Politisi senior yang tinggal di Desa Pilangsari Sayung ini meminta para pihak terkait untuk mempertimbangkan berbagai aspek agar semua kepentingan dapat berjalan beriringan dengan baik.

Sejumlah pegiat sosial Kabupaten Demak sangat menyayangkan kejadian tersebut dan menganggapnya sebagai bentuk pelanggaran hak anak untuk mendapatkan proses pembelajaran yang layak. Ditemui wartawan di kediamannya, Kelurahan Mangunjiwan Demak 29/4, Biro Litbang DPW Squad Nusantara Jawa Tengah, Sukandar, ST mengatakan, proses administrasi semestinya tidak mengganggu proses KBM sebagai bagian dari proses mencerdaskan kehidupan bangsa.

“PT PPSD dan Sembilan Sembilan Cahaya sama sama tidak profesional, jika mengorbankan hak anak untuk memperoleh proses pembelajaran yang layak. Main sandera ini kan pola-pola terorisme dan mafia, tak elok kalo sampai menyandera kunci gedung untuk menekan pihak lain menyelesaikan kewajibannya terhadap mereka. Apalagi mereka kontraktor asli daerah, seharusnya bisa lebih bijak dalam menyikapi,” ujarnya.

Ketika dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp-nya, 29/4 owner sekaligus CEO 99 Grup Teguh Pramono menyatakan, ” Nggih Mas, mohon maaf bukan ranah kami untuk menjawab. Dan kami tidak sedang menyandra kunci sekolah seperti yang disampaikan Mas Sukandar. Monggo dikonfirmasi ke Dinas Pendidikan ataupun ke PT.PPSD mawon nggih Mas.”

Samsul pimpro PT PPSD memilih bungkam tak menjawab saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp-nya pada hari yang sama. **TGH