REMBANG,mediatajam.com – Bupati Rembang H.Abdul Hafidz menerima kunjungan Kementerian Luar negeri (Kemenlu) Republik Indonesia (RI).Kunjungan yang dikemas melalui sosialisasi capaian diplomasi berlangsung di aula lantai 4
Kantor Bupati Rembang, Kamis (16/1/2020).
Sekretaris Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemlu RI, Rossy Verona mengatakan kedatangan rombongan Kemlu RI ke Rembang untuk membangun sinergi kemitraan antara Pemerintah RI melalui Pemerintah Daerah (Pemda) Rembang dengan pengusaha, agar kemampuan di dalam negeri bisa dikoneksikan dengan potensi yang ada di luar negeri. Sehingga produk dalam negeri menembus pangsa pasar di luar negeri.
“Kita di Kemlu akan terus bangun sinergi dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan pengusahanya. Karena ujung tombak ekonomi banyak di daerah. Pengusaha-pengusaha itu tersebar di daerah. Cuman mereka masih belum paham potensi yang ada di luar. Makanya kita Holding and match. Maka kita connect potensi di luar dengan kemampuan di dalam, ” imbuhnya.
Untuk mempromosikan produk dalam negeri ke luar negeri , banyak event yang dapat dimanfaatkan, seperti Shongkla, Dubai dan Trans Expo Indonesia (TEI). Selain itu pihaknya dapat membantu produk- produk Rembang mana saja yang cocok dipasarkan di sejumlah negara yang tepat, nisalnya produk ikan bisa dijual ke Tiongkok, Arab Saudi dan negara-negara yang banyak dihuni oleh orang Indonesia serta garmen yang cocok jika dipasarkan di negara timur tengah.
Rossy Verona mengharapkan dengan adanya kunjungan tersebut ke depannya ekonomi di Rembang semakin meningkat.
Produk dari Rembang layak dipromosikan ke luar negeri, tinggal penyesuaian kualitas seperti kemasan.
Dalam kemasan produk belum tertera tanggal kedaluwarsa berbahasa Inggris, negara produk penghasil dan keberlanjutan produk.
Bupati Rembang, Abdul Hafidz menerangkan Kabupaten Rembang mempunyai banyak potensi yang perlu dikembangkan untuk dijual ke luar negeri diantaranya potensi kelautan berupa perikanan. Karena produk perikanan di Rembang menjadi sasaran ekspor ke negara Jepang, China, Taiwan dan Korea.
“Kita potensi di kelautan. Karena lautnya di Rembang ini terbentang sekitar 63 Kilo meter. Kita ada 14 TPI, cuma yang besar-besar ada sekitar 9. Itu bisa transaksi setiap hari rata-rata 800 ton setiap hari. Sementara industri pengolah ikan kita ada 14, yang kebutuhannya setiap hari ada 1.200 ton. Sehingga masih minus. Jadi, antara produk tangkap ada dengan kebutuhan para pelaku industri pengolah ikan yang berskala ekspor ini masih minus 400 ton setiap hari.” Jelasnya.
Selain produk perikanan Rembang juga memiliki 39 ribu UMKM dengan berbagai produknya. Diharapkan dengan kedatangan Kemenlu tersebut dapat memberikan pencerahan dan jalan menuju produk UMKM Rembang go Internasional.(san)