REMBANG,mediatajam.com -Akibat terjadinya sejumlah permasalahan, khususnya gejolak dan penolakan dari warga sekitar, pembangunan pangkalan gas untuk sumur gas Randugunting II meleset dari rencana. Sesuai jadwal deadline yang ditetapkan, sedianya gas akan dialirkan pada Minggu (19/1)
Pihak Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Migas PT Rembang Migas Energi (RME) berharap Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas bisa memahami kondisi tersebut. Sebab, dalam perjalanan pembangunan depo terjadi masalah sosial.
Direktur BUMD Migas PT RME Zainul Arifin saat dikonfirmasi wartawan mengatakan masalah tenggat waktu tersebut, sebagai satu kesatuan proyek nasional yang tidak bisa terpisahkan. Di Indonesia ada 12 proyek migas yang rencananya akan On Stream pada 2020. Pembangunan Compressed Natural Gas (CNG) Plant, di wilayah kecamatan Sumber, juga termasuk dalam program tersebut.
Jika ada kemunduran waktu, lanjut Zainul, pihaknya yakin dari kementrian akan bisa memahami. ”Karena ini kaitannya dengan masalah sosial. Ada masalah lapangan itu wajar lah. Saya yakin di banyak tempat, projek migas itu ada aja masalah. Khususnya di lapangan,” jelasnya.
Di tengah pembangunan pangkalan gas, dilakukan proses beberapa audiensi. Warga krikilan meminta agar pangkalan gas didirikan di wilayahnya. Sementara pihak pembeli gas sudah merencanakan lokasi di desa Jatihadi.
Audiensi terakhir digelar di Desa Krikilan pada awal Januari kemarin. Hasilnya, pemerintah kabupaten (Pemkab) Rembang memberikan solusi. Agar warga krikilan mencarikan lahan yang sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW).
Namun selanjutnya tiga lokasi yang diajukan warga Krikilan termasuk lahan pertanian basah. Sementara proyek pengerjaan pangkalan gas di Desa Jatihadi tetap berlanjut.
Saat ini, pihak PT RME menyatakan akan mencoba melakukan pendekatan ke warga.(san)