Masjidil Haram
Masjid Masjid di beberapa negara
Vatikan
Gereja
Sekolah
Universitas
Sengaja di kosongkan untuk menghindari kerumunan.
Apa yang terjadi di ibu kota kemarin itu justru sebaliknya, terjadi kerumunan yang di sengaja untuk memberi efek kejut. Sayangnya masyarakat yang di jadikan secara langsung sebagi obyek keterkejutan bagi semua kalangan baik nasional.maupun internasional
Seandainya virus corona bisa ngomong virus pun akan terkejut luar biasa…kok ini ada kerumunan di tempat terbuka dan terjadi di banyak tempat…..luar biasa siapa saja di tantang termasuk virus.
Seharusnya warga yang berkerumun di halte halte bus tersebut di karantina dan diawasi…sebagai konsekwensi dari sikap kewaspadaan malah di biarkan sebagai uji coba keterkejutan.
Membaca pikiran dan kebijakan pemimpin ibu kota ini harus dari kanan ke kiri…karena kebiasan kita membaca dari kiri ke kanan…jadi selalu terkecoh.
Mulai sekarang untuk yang satu ini kita harus membacanya dari kanan ke kiri.
Karena yang di rugikan warga masyarakat. Membullynya pun percuma gak ada efeknya. Ya karena itu peminpin daerah ini terbiasa membaca dari kanan ke kiri…bully itu di anggap pujian.
Buktinya sampai mendagri datang ke kantornya pun dianggap prestasi….mana ada gubernur lain yang di datangi mendagri.
Yuk kita lawan segala macam bentuk virus demi kejayaan dan keutuhan NKRI.
Yuk kita kembali kepada kesadaran Nusantara dengan kearifan lokalnya dan sikap berbudi luhur. Kita harus menciptakan anti segala macam virus : radikalisme, intoleran, Hoax dan lain lain dari diri kita sendiri.
Alam akan membuka tabir busuk yang di rencanakan para penghuni . Dengan selalu tetap mendekatkan diri pada Tuhan dimana pun kita berada walaupun rumah ibadah di kosongkan. Allah hadir di hati kita.
Penulis : Gus Idris (Waketum LTM PBNU , Waketum GBIM)
Gus Idris juga keponakan dari KH.M Zaim Ahmad Ma’shum yang akrab di panggil Gus Zaim ‘ Pimpinan Ponpes Kauman Karang Turi.