Budaya

Perang Ketupat, Tradisi Unik Warga Bali

Denpasar, mediatajam.com – Ketupat umumnya menjadi makanan khas saat hari raya besar keagamaan. Namun di Bali, ketupat malah dijadikan senjata perang dalam tradisi unik di Kabupaten Badung.

Tradisi unik tersebut menjadi salah satu wujud syukur dari masyarakat di Desa Kapal pada Sang Hyang Widhi—-sebutan Tuhan Yang Maha Esa bagi umat Hindu– atas hasil panen, terhindar dari kekeringan. Dan juga memohon keselamatan dan kesejahteraan umat manusia.

Perang ketupat yang merupakan tradisi umat Hindu di Bali merupakan warisan leluhur turun-temurun, dari generasi ke generasi. Pertama kali diadakan pada abad ke-13 yang dirayakan setahun sekali. Tradisi ini diawali dengan upacara atau sembahyang oleh warga desa di pura setempat.

Usai upacara sambil pemangku adat memercikan air suci ke seluruh warga atau peserta perang ketupat membaca mantra. Mereka memohon pada Hyang Widhi agar upacara perang tersebut sukses dan memberi kesejahteraan, keselamatan.

Aksi saling melempar ketupat menjadi daya tarik wisatawan. Usai perang, seluruh warga desa saling berjabat tangan, berpelukan, bersukacita, dan tak ada dendam di antara mereka. (RED_Nv)