REMBANG-,mediatajam.com – Jalan lingkar kota Rembang tepatnya di utara Gapura Desa Gedangan hingga Tireman mengalami kerusakan cukup parah. Atas kondisi itu warga sekitar hilang kesabaran akhirnya melancarkan protes keras, Minggu (5/1)
Berdasarkan pantauan wartawan warga menanam pohon beringin, pohon pisang hingga memasang orang-orangan sawah di ruas jalan yang berlubang.
Suradi, seorang pengguna jalan mengaku setiap hari lewat di jalur lingkar yang rusak berat itu. Ia tidak tahu siapa yang menanam pohon di tengah jalan. Namun dirinya menduga sebagai bentuk protes kepada pemerintah, agar perbaikan jalan yang rusak menjadi skala prioritas.
“Saya tiap hari lewatnya ya situ, wong aksesnya paling dekat. Kalau lewat Mbesi – Galonan, agak jauh, “ kata Suradi
Suradi menambahkan kerusakan semakin bertambah, lantaran curah hujan tinggi dan jalan sering dilalui truk-truk besar. Jalan pun berubah seperti lahan persawahan seusai dibajak.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kabupaten Rembang, Sugiharto saat dikonfirmasi wartwan menyatakan tahun 2019 pihaknya mengajukan ke Bantuan Provinsi (Banprov), untuk memperbaiki jalan lingkar.
Namun anggaran yang diajukan tidak cair, sehingga akhirnya disokong Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Namun nilai kontraknya masih kecil, yakni Rp 1,7 Milyar, hanya untuk melakukan pembetonan jalan panjangnya sekira 0,5 kilo meter.
“Yang dibeton dari depan Kafe Pallapa sampai gapura Desa Gedangan. Konstruksi dan ketebalannya khusus, karena sering dilewati kendaraan berat. Kalau lebarnya 7 Meter. Pasti pakai beton, kalau nggak beton mleyot nanti,“ terangnya.
Sugiharto menambahkan tahun 2020 ini diajukan lagi ke Bantuan Provinsi sebesar Rp 15 Milyar, guna menuntaskan perbaikan jalan lingkar. Jika usulan bisa cair, ia memastikan kerusakan jalan lingkar akan lekas teratasi.
“Selain Bantuan Provinsi, kami juga mengusulkan ke pusat. Mohon do’anya semoga salah satu yang kita usulkan cair. Kalau dari Banprov saja disetujui, insyallah bisa clear, “ tandasnya.
Disinggung tentang perbaikan sementara, Sugiharto menambahkan awal tahun 2020 ini pihaknya akan melakukan penambalan lubang. Setelah penanganan darurat, baru dikerjakan perbaikan secara permanen.(san)