Peristiwa

Sepi Order ,Pesulap Asal Pamotan Banting Setir Buka Warung Kopi

REMBANG.MediaTajam.Com _ Keberadaan pesulap di wilayah Kabupaten Rembang saat ini makin jarang ditemukan, terutama yang biasa tampil pada saat perayaan ulang tahun anak-anak.

Meski eksistensi para pesulap makin kian redup tergerus zaman. Ternyata, masih ada sebagian kecil yang bergelut mengais rejeki di dunia sulap, seperti halnya yang dikerjakan Ambar Sahudi (52), Warga Desa Tulung RT 05 RW 01 Kecamatan Pamotan.
Mbah Ambar, yang belajar sulap sejak tahun 1994 keliling di beberapa Kota mulai Solo, Trenggalek hingga kota lainnya demi mengais rejeki untuk keluarganya dari jasa bermain sulap.
Ambar menceritakan, dirinyamulai hobi sulap sejak duduk dibangku kelas 5 Sekolah Dasar. Dirinya mengaku terkesan saat melihat pertunjukan atraksi sulap yang di gelar di alun-alun depan masjid Lasem.

Dari situlah ia memiliki hobi dan bercita – cita ingin jadi pesulap , hingga akhirnya harapan dan keinginan Ambar menjadi pesulap terkabul. “Awalnya dulu pas SD saya sering melihat permainan atraksi sulap. Saat itu saya masih sekitar umur 12 tahun, sejak saat itu saya ingin belajar t bermain sulap,” kata Ambar.
Dari ketekunannya mempelajari beberapa trik trik sulap yang didapat dari beberapa pesulap senior, akhirnya menjadi peluang usaha dirinya.

Dari pertunjukan sulap dari kampung ke kampung yang ditekuni suami dari Sofiatun itu mampu untuk mencukupi kebutuhan biaya hidup dan pendidikan kedua anaknya.
Namun, beberapa tahun terakhir ini, ia mengaku usaha jasa permainan sulapnya sangat sepi. Jangankan panggilan jasa untuk tampil pada kegiatan-kegiatan yang digelar pemerintah seperti hari jadi Kab Rembang atau kegiatan lain yang digelar oleh Dinas Pariwisata maupun instansi lainnya.

Panggilan sulap pada acara ulang tahun anak- anak saja saat ini sudah jarang sekali.
“Dulu saya pernah tampil bermain sulap bakar diri potong leher di acara panggung prajurit dan di taman Pantai Kartini, dari penampilan itu saya juga mendapat penghargaan sertifikat dari Dinas Pariwisata dan atraksi sulap saya disiarkan oleh salah satu stasiun televisi saat itu,” ungkapnya.

Biasanya. pendapatan dalam sebulan walaupun sekali ada saja mas untuk kebutuhan biaya hidup keluarga.
Tapi sekarang kata mbah Ambar hampir 15 tahun dirinya tidak pernah mendapat undangan sulap dari pemerintah seperti dulu.

“Kalau mengisi atraksi sulap di acara ulang tahun anak-anak sampai sekarang masih, pakai trik-trik biasa. Saya juga nggak masang harga untuk acara ulang tahun ya sewajarnya saja ,” kata Ambar yang saat ini membuha usaha warung kopi di rumahnya.**Hasan Yahya