Tajam News

Peringatan Ketidakpercayaan Publik Terhadap Pemerintah dan Refleksi Pidato Sukarno tentang “TAVIP”

Ananta Surya Syaifullah,SH, MH

Semarang, mediatajam.vom – Seiring dengan mendekati pemilihan kepala daerah, maka hal ini diiringi dengan meningkatnya narasi berita yang beesifat ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam beberapa bulan terakhir.

Hal ini juga di perparah dengan beberapa perang di belahan bumi utara yang belum juga muncul tanda-tanda untuk berakhir. kekhawatiran mendalam mengenai stabilitas sosial-politik di Indonesiasudah pasti dirasakan.

Ketidakpuasan publik atas isu-isu seperti transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang dirasa belum optimal, mengingatkan kembali pada pidato bersejarah Presiden Sukarno pada tahun 1964 mengenai “TAVIP” atau Tahun Vivere Pericoloso — Tahun Menyerempet Bahaya.

Dalam pidato tersebut, Sukarno mengingatkan bangsa Indonesia tentang pentingnya keberanian untuk menghadapi situasi yang penuh tantangan.

“Vivere Pericoloso” menggambarkan kondisi negara yang sedang dalam masa penuh risiko dan bahaya, yang membutuhkan kebersamaan serta semangat gotong royong untuk bertahan dan maju. Sukarno menekankan, pada saat itu, perlunya seluruh elemen bangsa untuk tetap percaya pada pemerintah, meskipun dalam keadaan penuh tantangan dan ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Kini, di tahun 2024, semangat Vivere Pericoloso kembali relevan ketika pemerintah menghadapi gelombang ketidakpercayaan dari masyarakat. Isu transparansi, ketidakpastian ekonomi, hingga dugaan korupsi telah memicu rasa skeptis di kalangan publik. Namun, sebagaimana yang diutarakan Sukarno, di tengah bahaya dan ketidakpastian ini, perlu ada kebangkitan kesadaran kolektif untuk mengatasi tantangan bersama.

Para pengamat politik mengingatkan bahwa semakin memburuknya ketidakpercayaan publik bisa memicu ketidakstabilan, yang berpotensi merugikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, perlu adanya dialog yang terbuka antara pemerintah dan masyarakat, serta komitmen serius untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan demi memulihkan kepercayaan publik.

Dalam semangat “TAVIP”, pemerintah diharapkan untuk tidak hanya mengandalkan retorika, tetapi juga menunjukkan tindakan nyata untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang adil. Hanya dengan demikian, semangat “Vivere Pericoloso” yang diusung oleh Sukarno dapat diartikan sebagai momen untuk memperkuat negara di tengah situasi yang menantang, bukan sebagai tanda perpecahan.

Kebersamaan, gotong royong, dan tekad untuk menjaga persatuan adalah kunci untuk membawa Indonesia keluar dari masa-masa penuh tantangan ini.**

Penulis; Ananta Surya Syaifullah,SH, MH Direktur Kajian HTN & PPA Nusantara