Tajam News

Rembang dan Mas Puthut Ea

Yogyakarta,mediatajam.com _ Keluarga Rembang Yogyakarta adalah kumpulan Mahasiswa dan pekerja yang ada di wilayah Yogyakarta. Yang pada hari Rabu, 22 Maret 2023 dari Keluarga Rembang Yogyakarta mengajak silahturahmi ke Puthut Ea yang bertemu di Kancane Coffee,
Tea Bar and Resto yang bertempat di kecamatan Ngaglik Sleman, dari KRY sendiri ada 5 orang yaitu: Mas Fahmi selaku sesepuh Rembang, Hadi, Rizal, Najib, dan Mbak Hikmah selaku pengurus priode 2023/2024.

Mungkin teman-teman pembaca disini sudah sering dengar yang namanya Puthut Ea, tapi siapakah beliau? Mari kita gali biodata-nya.
Puthut Ea yang mempunyai nama asli Puthut Eko Arianto adalah seorang penulis dan menjadi kepala suku (kepsu) di mojok.co yang berkantor di sleman, mas Puthut sendiri mempunyai kepribadian menulis sejak SMP, beliau sekolah di SMP 1 Sale dan sampai saat ini beliau masih tetep aktif dalam kepenulisan.

Mas Puthut sendiri lahir di Rembang, Jawa Tengah, 28 Maret 1977 tepatnya di Dukuh Ajangsana Kecamatan Sale, beliau anak pertama dari dua bersaudara. Beliau sering menulis terkait sejarah, kebudayaan, pendidikan, politik lokal, sampai bidang kesehatan.

Setelah lulus dari SMA 1 Rembang Mas Puthut sendiri langsung hijrah ke kota Pelajar “Yogyakarta” beliau melanjutkan pendidikan-nya di Universitas Gajah Mada (UGM) mengambil jurusan Filsafat.

Semasih menjadi mahasiswa, beliau tergolong aktivis kiri dan beliau sendiri salah satu pendiri Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), dan ikut mendirikan sebuah komite pergerakan bernama Komite Perjuangan Rakyat untuk Perubahan (KPRP) pada tahun 1998. Di lembaga tersebut, ia dipercaya memegang kepala divisi Pendidikan dan Propaganda.

Tetapi beliau lebih menekuni di bidang kepenulisan sampai saat ini.
Mas Phutut sendiri juga pernah menjadi salah satu penggerak untuk mengaktifkan kembali Organisasi Keluarga Rembang Yogyakarta pada 90-han, yang sebelumnya KRY juga dikatakan masih istirahat/fakum.

Sehingga beliau berpesan untuk KRY priode 2023/2024 sebisa mungkin mengaktifkan kembali karna semua itu butuh wadah yang namanya organisasi seperti orang Rembang yang ada di Jogja juga begitu banyak maka KRY ada, adalah sebagai wadah yang bisa mewadahi masarakat bahkan mahasiswa yang ada di Jogja.

Mas Puthut sendiri mengatakan “Mahasiswa sekarang notabene-nya lebih ke arah usaha atau jadi pengusaha muda, bahkan yang ke arah kepenulisan semakin berkurang” mungkin semakin kesini semakin minim membaca jadi untuk menulis-pun susah bagi mahasiswa.

Rembang sendiri masih banyak yang bisa digali terkait wisata misalnya, banyak wisata yang ada di Rembang tetapi mahasiswa jarang ikut andil dalam ide atau pembangunan. Itu adalah sangat di sayangkan seharusnya mahasiswa sebagai konseptor bukan malah acuh tak acuh terkait Rembang sendiri.

Bahkan beliau menyarankan sebisa mungkin nanti adek-adek ikut berkontribusi ke daerah karna Rembang itu kota kecil besar sejarah nya tetapi masih di bilang tertinggal dan nantinya jangan sampai jadi kemunduran untuk kedepannya. Sebisa mungkin kepada pengurusan Keluarga Rembang Yogyakarta khusus-nya Departemen Riset dan Kajian sebisamungkin sering terjun ke masyarakat dan untuk KRY softskill nya harus di asah dan di pelajari. Saya selaku penulis berterimakasih banyak terkait bimbingan dan arahan yang mas Puthut berikan.

Hemat saya selaku penulis mungkin ini adalah sebagai tugas kita bersama untuk kedepannya karna Rembang sendiri adalah milik generasi saat ini yang seharusnya bisa meneruskan kearah yang lebih baik dan menjadikan kota kecil itu maju.

Karna kita tidak bisa menyesali lahir di rembang tapi kita bisa menyesali jika nanti kita mati tidak bisa mewariskan kepada anak kita terkait kemajunya Rembang.
**Hadi